Written
By IMAM HIDAYAT JUM'AT, Juni11, 2015
Setiap muslim pasti
menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadar. Malam ini hanya dijumpai
setahun sekali. Orang yang beribadah sepanjang tahun tentu lebih mudah
mendapatkan kemuliaan malam tersebut karena ibadahnya rutin dibanding dengan
orang yang jarang beribadah.
Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) (malam ketetapan) adalah satu malam penting
yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam
yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam
diturunkannya Al Qur'an. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat
dijumpai pada Surat Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur'an.
Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur'an dapat memiliki tiga arti yakni
- Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad-Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami
- Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An'am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat
- Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra'd ayat 26: Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)
7 (tujuh)keistimewaan Lailatul Qadar yang begitu utama dari malam lainnya.
1. Lailatul Qadar
adalah waktu diturunkannya Al Qur’an
Ibnu ‘Abbas dan
selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari
Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah
menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tersebut
secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403). Ini sudah menunjukkan
keistimewaan Lailatul Qadar.
2. Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan
Allah SWT berfirman,
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3).
An Nakha’i mengatakan,
“Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” (Latha-if
Al Ma’arif, hal. 341). Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada
lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak
terdapat lailatul qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191). Ini sungguh keutamaan
Lailatul Qadar yang luar biasa.
3. Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan
Allah SWT berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang
memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3).
Malam penuh berkah ini
adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini sudah menunjukkan keistimewaan malam
tersebut, apalagi dirinci dengan point-point selanjutnya.
4. Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat
Jibril- turun pada Lailatul Qadar
Keistimewaan Lailatul Qadar ditandai pula
dengan turunnya malaikat. Allah SWT berfirman,
تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4)
Banyak malaikat yang
akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam
tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan
rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka
akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis
ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu
karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim,
14: 407)
Malaikat Jibril
disebut “Ar Ruuh” dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan
kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.
5. Lailatul Qadar disifati dengan ‘salaam’
Yang dimaksud ‘salaam’ dalam ayat,
سَلَامٌ
هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5)
yaitu malam tersebut
penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut
baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407). Juga dapat berarti bahwa malam tersebut,
banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan
pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar
biasa dari Lailatul Qadar.
6. Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan
Allah SWT berfirman,
فِيهَا
يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4).
Ibnu Katsir dalam
kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan
dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan
dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam
setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhahhak
dan ulama salaf lainnya.
Namun perlu dicatat
-sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh
Muslim (8: 57)- bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu
saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan
ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan
melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.
7. Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadar’
akan diampuni oleh Allah
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ
قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901).
Ibnu Hajar Al Asqalani
mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah
membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang
menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap
pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat
riya’. (Fathul Bari, 4: 251)
Ya Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadar
dengan bisa mengisi hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan
shalih.
Aamin Yaa Mujibas Saa-ilin.
by:imam hidayat